.emoWrap{ background:#ccc; border: 1px solid #333; margin:5px; padding:10px;}

Selasa, 04 Februari 2014

Hari ke-4 "Surat Cinta buat Ayah" #30HariMenulisSuratCinta

      Baiklah, surat cinta yang aku buat kali ini sedikit berbeda. Hanya terdapat persamaan dari segi latar suasana yang tetap menyedihkan. Aku menulis surat cinta untuk Ayah yang ada di surga sana. Baru kali ini aku merasa perasaanku terbalaskan oleh perasaan yang sama. Ya, aku yakin Ayah juga mencintaiku. Dimana lagi Ayah mendapatkan anak yang sangat imut seperti aku? Meskipun aku yakin terkadang Ayah merasa jengkel atas sikap kekanak-kanakanku. Ayah, sampai sekarang sikap itu masih melekat dalam diriku, tapi tenang saja sekarang aku sudah mengikuti mata kuliah Andragogy yang akan mengajarkan anakmu ini menjadi orang yang dewasa. Aku akan menjaga Ibu, aku akan menjaga hubungan baik dengan kedua kakakku. Hanya mereka bertiga yang menjadi keluargaku sekarang Yah. Ayah, aku minta maaf karena sudah sebulan lebih aku tidak pernah berkunjung ke tempatmu. Ayah, kenapa Ayah sudah tidak pernah muncul dalam mimpi aku? Aku rindu Ayah. Meskipun pasti dalam mimpi aku Ayah tidak pernah mengeluarkan sepatah katapun tapi aku merasa sedikit terhibur ketika bisa melihat wajahmu Yah. Ayah, sekarang anakmu ini sudah memasuki semester 2 dengan IP yang lumayan kata kakcan. Ayah pasti bangga kan?
     
     Oh iya, sekarang aku banyak merasakan perasaan yang dulu belum sepantasnya aku rasakan Yah. Aku sudah mulai menyukai lawan jenis. Kuharap Ayah tidak lagi melarangku di usiaku yang sudah menginjak 19 tahun. Aku bisa jaga diri Yah, lagipula aku yakin Ayah selalu menjagaku dari surga sana. Setidaknya anakmu yang paling manis ini sudah bisa membedakan mana yang baik dan buruk Yah. Aku mau minta izin sama Ayah, aku harap dengan kutulisnya surat cinta sekaligus surat izin ini, aku bisa merasakan kebahagiaan dengan orang yang benar-benar mencintai aku dan keluarga kita Yah J


     Salam kangen dari anakmu yang paling imut, paling manis, paling suka nonton bola dan konser Super Junior. Nah, cerita aku bertambah lagi kan. Ayah ingat saat kita nonton bola bareng? Ayah ingat saat aku merebut remote tv dari tangan Ayah hanya karena ingin nonton konser Super Junior? Di suatu saat Ayah marah, tapi kemudian Ayah mengerti dan membiarkanku menontonnya. Terima kasih Ayah J

Tidak ada komentar:

Posting Komentar