.emoWrap{ background:#ccc; border: 1px solid #333; margin:5px; padding:10px;}

Sabtu, 01 Februari 2014

Hari ke-1 "Cinta pada Keramahan Kedua"

           Mungkin memang aku sangat klop dengan hujan. Ya, aku adalah seorang penyuka hujan. Dan hujan kemarin benar-benar menjadi saksi ketika kamu membalas teguranku dengan ramah. Tahukah kamu? Saat itu aku benar-benar terpukau. Rasa benciku terhadapmu seketika berubah menjadi rasa kagum. Ya, aku pikir hanya rasa kagum yang terbersit. Dan kuharap kenyatannya memang seperti itu. Aku gak mau, mungkin bahkan gak bisa berharap lebih. Sebenarnya ini adalah kali kedua kita bertutur sapa. Mungkin kamu tidak ingat sama sekali, tapi aku? Aku menghitungnya.

Aku masih ingat betul kali pertama kita berbicara, waktu itu kamu yang membuka pembicaraan. Kita baru saja selesai mengikuti kegiatan kampus. “Gimana kegiatannya? Seru?” tanyamu. “Iya seru banget kak” jujurku. “Kamu capek?” tanyamu lagi. Aku melongo sesaat, gak percaya kata-kata seperti itu keluar dari mulutmu. Orang yang selama ini aku kenal sangat dingin, bahkan galak. “Ah iya kak, capek banget” jawabku singkat. Setelah mendengar jawabanku kemudian kamu berlalu begitu saja. Aku masih terdiam di tempatku. Aku terhenyak ketika kamu menanyakan hal seperti itu. Tapi detik itu aku masih membencimu, aku merasa itu hanya sekedar basa basimu saja. Meskipun aku akui terbersit sedikit perasaan bahagia mendengar basa basi yang keluar dari mulutmu itu. Percakapan malam itu hanya berlangsung sekitar 1 menit tapi cukup untuk mengganggu pikiranku hingga aku terlelap.

Kemarin. Aku sedang mengurus sesuatu di kampus. Setelah urusanku selesai, aku buru-buru pulang karena awan hitam sudah bergelantungan di atas sana. Aku tak memerhatikan resleting tasku yang ternyata tak terkunci. Aku kemudian menguncinya sambil berjalan cepat. Karena sibuk mengurusi tas, aku tak melihat kalau sosok orang yang paling aku benci tengah berjalan ke arahku. Kita hampir bertabrakan kalau saja aku kemudian menengadahkan kepala yang sedari tadi tertunduk karena berfokus menutup tas. Aku kaget *gak lebay kok*. Aku kemudian menyembunyikan keterkejutanku dengan menegurmu lebih dulu. “Hai kak” sapaku sedikit tergagap. “Hai juga dek, mau kemana?” tanyamu ramah. “Mau pulang kak” jawabku sambil tersenyum. “Oh yaudah, hati-hati ya” katamu sembari membalas senyumku. Ah gila. Kali ini aku gak sanggup lagi membencimu. Aku menyukaimu. Kau dengar? Aku menyukaimu. Dan kuharap hanya sebatas suka. Aku gak sanggup kalau harus menelan kekecewaan karenamu. Aku gak sanggup. 

Tidak ada komentar:

Posting Komentar