Mungkin memang aku sangat klop dengan hujan. Ya, aku adalah
seorang penyuka hujan. Dan hujan kemarin benar-benar menjadi saksi ketika kamu
membalas teguranku dengan ramah. Tahukah kamu? Saat itu aku benar-benar terpukau.
Rasa benciku terhadapmu seketika berubah menjadi rasa kagum. Ya, aku pikir
hanya rasa kagum yang terbersit. Dan kuharap kenyatannya memang seperti itu.
Aku gak mau, mungkin bahkan gak bisa berharap lebih. Sebenarnya ini adalah kali
kedua kita bertutur sapa. Mungkin kamu tidak ingat sama sekali, tapi aku? Aku
menghitungnya.
Aku masih ingat betul kali pertama
kita berbicara, waktu itu kamu yang membuka pembicaraan. Kita baru saja selesai
mengikuti kegiatan kampus. “Gimana kegiatannya? Seru?” tanyamu. “Iya seru
banget kak” jujurku. “Kamu capek?” tanyamu lagi. Aku melongo sesaat, gak
percaya kata-kata seperti itu keluar dari mulutmu. Orang yang selama ini aku
kenal sangat dingin, bahkan galak. “Ah iya kak, capek banget” jawabku singkat.
Setelah mendengar jawabanku kemudian kamu berlalu begitu saja. Aku masih
terdiam di tempatku. Aku terhenyak ketika kamu menanyakan hal seperti itu. Tapi
detik itu aku masih membencimu, aku merasa itu hanya sekedar basa basimu saja.
Meskipun aku akui terbersit sedikit perasaan bahagia mendengar basa basi yang
keluar dari mulutmu itu. Percakapan malam itu hanya berlangsung sekitar 1 menit
tapi cukup untuk mengganggu pikiranku hingga aku terlelap.
Kemarin. Aku sedang mengurus
sesuatu di kampus. Setelah urusanku selesai, aku buru-buru pulang karena awan
hitam sudah bergelantungan di atas sana. Aku tak memerhatikan resleting tasku
yang ternyata tak terkunci. Aku kemudian menguncinya sambil berjalan cepat.
Karena sibuk mengurusi tas, aku tak melihat kalau sosok orang yang paling aku
benci tengah berjalan ke arahku. Kita hampir bertabrakan kalau saja aku
kemudian menengadahkan kepala yang sedari tadi tertunduk karena berfokus
menutup tas. Aku kaget *gak lebay kok*. Aku kemudian menyembunyikan
keterkejutanku dengan menegurmu lebih dulu. “Hai kak” sapaku sedikit tergagap.
“Hai juga dek, mau kemana?” tanyamu ramah. “Mau pulang kak” jawabku sambil
tersenyum. “Oh yaudah, hati-hati ya” katamu sembari membalas senyumku. Ah gila.
Kali ini aku gak sanggup lagi membencimu. Aku menyukaimu. Kau dengar? Aku
menyukaimu. Dan kuharap hanya sebatas suka. Aku gak sanggup kalau harus menelan
kekecewaan karenamu. Aku gak sanggup.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar