RINDU
Dengan ditemani
secangkir teh hangat, aku duduk di jendela kamar. Mataku menerawang jauh ke
depan dan pikiranku melayang jauh ke belakang. Aku ingat saat kita duduk berdua
di tempat ini. Kamu dengan segelas kopi kesukaanmu dan aku seperti biasa dengan
teh hangatku. Mata kita beradu beberapa saat sebelum akhirnya menyeruput gelas
masing-masing. Hangat. Tapi tak ada yang sehangat pelukanmu saat itu. Kamu memelukku
dalam suasana yang selalu membuatku nyaman. Ya, saat itu tengah turun hujan. Aku
suka hujan. Kamu tau itu kan?
Tapi sekarang
semuanya berbeda. Aku duduk sendiri di tempat ini dengan ditemani segelas teh. Ketika
aku menyeruput teh di depanku, aku sadar kalau sudah terlalu lama aku
mendiamkannya hingga teh ini tidak sehangat dulu. Mungkin teh ini juga merasa
kesepian setelah ditinggalkan oleh segelas kopi yang biasa menemaninya.
Kuharap
setelah kamu membaca suratku ini kamu berbesar hati untuk kembali. Setidaknya mengucapkan
selamat tinggal sebelum kamu pergi. Jangan seperti ini, kamu pergi tanpa kata. Kuharap
kamu masih memiliki hati yang mampu mempertemukan 4 hati yang tengah merindu. Aku
merindukanmu, dan segelas tehku yang merindukan segelas kopimu.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar