Menurut gue ada 6 tipe orang yang sering jadi
tempat curhat. Mungkin lo salah satunya. Atau mungkin lo pernah nemuin orang-orang kek gini? Selamat. Anda sudah beruntung! Nah, siapa saja mereka?
Senin, 20 Januari 2014
Minggu, 19 Januari 2014
Hanya Saat Ini
Aku
berjalan gontai memasuki sebuah kedai kopi di ujung jalan rumahku. Entah berapa
pasang mata yang menatapku aneh dalam di ruangan ini, tapi aku tidak peduli. Sekarang
aku benar-benar merasa sendiri. Setelah beberapa menit yang lalu dia
meninggalkanku demi memenuhi keinginan orang tuanya. “Maaf sayang kita benar-benar harus
putus. Ibuku mendesakku untuk segera menikah, dan aku tidak ingin mengecewakan
mereka. Sementara untuk menunggu hingga kuliahmu selesai aku rasa itu bukan
waktu yang singkat. Sekali lagi aku minta maaf” sesalnya sambil mengecup
keningku. Untuk yang terakhir kalinya. Namanya Billy, kami sudah berpacaran
sekitar 2 tahun. Tapi jangan bilang selama 2 tahun itu perjalanan cinta kami
tidak mengalami hambatan. Sudah beberapa kali hubungan kami berada di ujung
tanduk, dan mungkin kali ini benar-benar harus berakhir. Aku dan Billy memiliki
selisih umur yang cukup jauh. Ketika kami berkenalan aku masih berumur 18 tahun
sedangkan dia sudah 26 tahun. Tidak aneh jika orangtuanya mendesaknya untuk
segera menikah. Sebenarnya aku bisa, aku bisa membantu dia memenuhi keinginan
Ibunya. Tapi itu setelah aku lulus kuliah. Dan dia tidak bisa menunggu sampai
saat itu tiba. Aku mengerti. Hanya saja kenangan selama 2 tahun ini. Ah
benar-benar sulit untuk dilupakan begitu saja. Aku menyeruput segelas kopi di
hadapanku. Mungkin takdirku memang seperti ini. Hanya melewati hari-hari dengan
menikmati kopi hangat sambil mengadu kekuatan sendok dan gelas. Dan ternyata mereka
sama-sama kuat. Hanya aku yang terlihat rapuh. Saat ini. Iya, aku harap hanya
saat ini.
Sabtu, 18 Januari 2014
Because I Love Rain
Jumat, 17 Januari 2014
Aku Terlalu Baik Untuk Kamu
Kita
sudah berkenalan selama 2 bulan. Aku sudah cukup sabar menunggu selama ini,
tapi apa yang kamu lakukan? Kamu malah bertingkah seperti ini, seakan-akan
perjuanganku gak ada artinya. Sama sekali. Kamu malah mutusin untuk pergi jauh.
Menghilang seperti bintang di siang hari. Sejak kepergianmu aku menemukan
banyak hal. Aku belajar lebih banyak yang akhirnya menyadarkanku kalau kamu
tidak pantas untukku. Aku terlalu baik untuk kamu. Aku berterimakasih kepada
Tuhan yang akhirnya mengizinkanmu pergi. Aku bersyukur karena hidupku baik-baik
saja tanpa kamu.
Rabu, 15 Januari 2014
AYAH
Hari itu sekitar
pkl 04.00 kurang dan aku masih terlelap, hingga Ibu masuk ke kamar dan
membangunkanku. “Ayah nak, Ayah” teriak Ibu sembari menangis. Aku belum membuka
mata tapi suara tangisan Ibu terdengar jelas. Aku kemudian berusaha mengumpulkan
pikiran positifku dan bergegas bangun. Aku mulau menuruni tangga sampai aku
tiba di kamar kakak dan melihat Ayah sudah berada di tempat tidur dalam keadaan
sesak napas. Kalian tahu bagaimana perasaanku saat itu?